Kementerian PUPR dan Anggota Komisi V DPR RI Dapil Madura Turun ke Sumenep

SUMENEP, Gempardata.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Anggota Komisi V DPR RI Dapil Madura KH. Muh. Unais Ali Hisyam, M.Pd.I memberikan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) 2019 kepada keluarga miskin yang ada di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Pemberian Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) kepada keluarga miskin untuk Kabupaten Sumenep sebanyak 1.530 unit/titik bagi keluarga miskin yang menerima dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

https://gempardata.com/

Termasuk di Kecamatan Lenteng sendiri ada 80 titik penerima BSPS. Karena perdesa yang mendapatakan bantuan tersebut dapat 20 titik yakni, Desa ellak laok, Desa Poreh, Desa Lenteng Barat dan Desa Cangkreng.

KH. Muh. Unais Ali Hisam, M.Pd.I menyampaikan bahwa program bantuan BSPS ini merupan target pemerintah untuk mengurangi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) ini merupakan program nasional, dan Alhamdulillah untuk Dapil Madura khususnya Kabupaten Sumenep sudah bisa cair 1.530 unit atau sasaran.

“Jadi target pemerintah ini agar rumah penduduk yang memang tidak layak huni karena dari gedek tidak memenuhi kelayakan kesehatan dan lain sebagainya itu bisa diatasi, sehingga kemudian diganti dengan rumah layak huni.” kata Unais anggota komisi V DPR RI dari fraksi PKB ini. Minggu, (18/8/2019).

Menurutnya, program BSPS ini diberikan atas perjuangan KH. Muh. Unais Ali Hisyam untuk Dapil Madura itu untuk menyerap aspirasi masyarakat Kabupaten Sumenep.

“Rumah layak huni sangat dibutuhkan, jadi kita selalu perjuangankan agar masyarakat Sumenep khususnya mendapatkan program itu. Kita akan kawal terus.” ujar Unais di saat turba ke penerima BSPS di Desa Poreh dan Desa Ellak Laok, Kecamatan Lenteng, Sumenep.

Unais juga menjelaskan, setiap keluarga mendapatkan jumlah dana itu senilai Rp 17.500.000,. untuk pembangunan rumah tidak layak huni. “Penyalurannya melalui transfer ke rekening masing-masing penerima BSPS.” ungkapnya.

Pihaknya berharap, mudah-mudahan bisa di mamfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat, sehingga bantuan yang seperti ini bisa terus bergulir kedepan. Yang namannya bantuan stimulan otomatif fokusnya untuk mendorong dan memancing masyarakat untuk merubah rumah dari tidak layak huni menjadi layak huni.

Sementara, adapun kerana dananya tidak cukup dan memang perumahan swadaya tidak full kaver menjadi satu rumah, Akan tetapi pihaknay berharap kedepan dana ini dapat lebih banyak lagi dan titiknya lebih luas lagi, karena masyarakat kita ini umumnya Indonesia masih banyak rumah yang tidak layak huni.

“Semoga kedepan bisa di tingkatkan menjadi 25 juta agar lebih maksimal lagi, dengan perincian tahap pertama Rp 10.000.000,. biaya alat bangunan misalnya Rp 2.500.000,. kemudian tahap kedua Rp 10.000.000,. lagi dengan biaya tukangnya juga diksaran Rp 2.500.000,. dengan total 25.000.000,.” harapnya.

Dengan angka Rp 17.500.000,. saya yakin tidak cukup, dan masyarakat sebagian harus menambah, sedangkan penerima bantuan kita tau bahwa memang dari masyarakat menengah kebawah secara ekonomi.

“InsyaAllah, ditahun 2019 ini ada bantuan perumahan dalam bentuk yang lain sekitar 1.500 rumah lagi juga saya bawa ke Sumenep dengan nilai yang lebih besar, program pembangunan ini bukan berupa renovasi, namun pemabangunan dari Nol. Dengan persyaratan pemilik atau penerima bantuan tersebut betul-betul memiliki tanah sendiri.” tutupnya.

Selain itu, seorang penerima bantuan, Fathorrasyid warga Desa Poreh ini bersyukur telah mendapatkan bantuan tersebut. Bantuan itu sangat dibutuhkan untuk memperbaiki rumahnya yang telah kumuh.

“Syukur bisa tingkatkan kualitas rumahnya biar atapnya lebih tinggi. Saya mau ganti genting juga sudah pada bocor, perbaiki sanitasi, dan dinding rumah pakai yang permanen dulu cuman pakai triplek aja.” pungkasnya. (seno/why)

https://gempardata.com/