Kabar Tak Sedap, SMKN I Sumenep Tarik Sumbangan Setiap Siswa Diatas Dua Ratus Ribu

SUMENEP, Gempardata.com – Dalam program perbaikan pagar dan paving. Sekolah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Sumenep, Madura, Jawa Timur, lakukan penarikan sumbangan sebesar Rp. 245.000 kepada seluruh siswanya.

Penarikan sumbangan tersebut telah disosialisasikan sejak bulan Agustus 2019 oleh komite sekolah saat Kepala Sekolah (Kepsek) sedang bepergian keluar kota. Itupun dilakukan kesemua siswa mulai dari kelas X sampai kelas XII semua jurusan, dengan jumlah keseluruhan siswa mencapai 1.500 orang.

https://gempardata.com/

Parahnya lagi, dari pungutan sumbangan tersebut ditargetkan dari nominal yang di tetapkan harus lunas sebelum ujian sekolah dimulai. Hal tersebut terbukti dari salah satu wali siswa berinisial H sangat resah dengan sumbangan itu. Pasalnya, dengan nominal yang cukup lumayan tinggi, masih juga dibebankan membayar uang Tabungan Khusus (Tabsus) yang setiap bulannya mencapai Rp. 50.000.

“Saya hanya takut tidak bisa membayar sumbangan ini, padahal masih ada uang Tabsus 50.000 ribu setiap bulan, malah ditambah uang pagar dan paving lagi,” katanya, Selasa (3/12/2019).

Bahkan, sambung H, sumbangan itu bentuknya menekan, dengan hal tersebut menjadi kekhawatiran bagi dirinya. “Mau tidak mau saya harus bayar, demi anak saya mas, agar bisa ikut ujian meskipun ini sulit. Karena pembayaran itu ditekan pihak sekolah, sebelum ujian dimulai (Desember red.) harus lunas,” paparnya sembari ketakutan.

Sementara itu, Yudi Sutiono, Komite Sekolah saat ditemui di SMKN 1 Sumenep menerangkan, jika pembayaran sumbangan tersebut sudah sesuai dengan kesepakatan orang tua murid. “Sumbangan itu sesuai dengan kesepakatan wali murid. Namun, misalkan tidak mampu silahkan datang ke sekolah, pasti dibebaskan,” dalihnya.

Disamping Yudi Sutiono, Zainol Sahari, selaku Kepala sekolah SMKN 1 Sumenep juga membenarkan perihal penarikan sumbangan sebesar Rp. 245.000 tersebut. “Program ini tidak harus terwujud, kalau memungkinkan silahkan, kalau tidak ya tidak usah. Karena, saya tidak mau sekolah jadi beban,” katanya.

Sahari juga menyampaikan, apabila hal itu dirasa berat, penarikan sumbangan yang menjadi programnya itu tidak dibayar secara utuh tidak jadi masalah. Sebab, siswa tetap harus mengikuti ujian meski belum melunasi penarikan sumbangan yang sudah disepakatinya.

“Tadi pagi sudah saya sampaikan, jangan sampai ada siswa/siswi yang tidak ikut ujian gara-gara biaya. Apalagi hanya karena pagar ini, semuanya harus ikut ujian,” tegasnya.

Bahkan, dari penyampaian Kepsek SMKN 1 Sumenep, mengklaim bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Kacabdin Sumenep. “Sudah kok kami laporan, tapi tidak secara tertulis. Kami tidak sembarangan juga mengambil keputusan,” jelasnya.

Sebagai laporan atas penarikan tersebut, Sugiono Eksantoso, Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Sumenep membantah jika belum ada laporan masuk terkait penarikan sumbangan di sekolah negeri yang dipimpinnya itu.

“Wah itu tidak boleh mas, sampai saat ini belum ada laporan masuk ke saya terkait adanya penarikan sumbangan di sejumlah SMA/SMK sederajat,” pungkasnya. (sheno/why)

https://gempardata.com/