Meningkatnya Pengangguran Menyebabkan Menurunnya Perekonomian Indonesia

Penulis : Daffa Athaya Bakhits
Fakultas/Jurusan : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi (Universitas Muhammadiyah Malang)

ARTIKEL – Angkatan kerja RI diprediksi akan mengalami perubahan akibat wabah virus corona (Covid-19). Jumlah pekerja paruh waktu dan setengah menganggur diperkirakan akan naik tajam pada 2020. Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean mengatakan, tingkat pengangguran pun diprediksi berpotensi naik.

https://gempardata.com/

Adapun prediksi mengacu pada komposisi angkatan kerja berdasarkan klasifikasi sektor ekonomi jenis usaha, dan durasi jam kerja. krisis yang berciri simultan ini berpotensi menambah jumlah pengangguran terbuka sebanyak 3,5 juta hingga 8,5 juta orang sepanjang tahun 2020.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (5/5/2020) melaporkan per Februari 2020, atau sebelum pandemi Covid-19 menyeruak, angka pengangguran di Indonesia mencapai 6,88 juta naik 60.000 orang secara tahunan.

Adapun, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2020 turun menjadi 4,99 persen dari 5,01 persen periode yang sama tahun lalu. Total angkatan kerja pada bulan kedua tahun berjalan mencapai 137,91 juta orang, dengan jumlah penduduk bekerja mencapai 131,03 juta orang.

Kepala BPS Suhariyanto memproyeksikan jika masa darurat pandemi bisa berakhir 29 Mei 2020 seperti asumsi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TPT tahun ini bisa mencapai kisaran 4,8 persen—5 persen dari total angkatan kerja.

Namun, jika masa pandemi tak kunjung teratasi hingga kuartal II/2020 berakhir, TPT di Indonesia pada tahun ini dikhawatirkan melambung lebih tinggi dari level 5 persen. TPT di atas level 5 persen sebetulnya masih bisa ditoleransi jika perekonomian Indonesia dalam keadaan normal. Namun, dalam kondisi kontraksi ekonomi seperti saat ini, besar kemungkinan krisis atau pertumbuhan ekonomi secara negatif pada 2020 tidak bisa dihindarkan.

Ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini maksimal tumbuh di 4,9%. Dengan berbagai tantangan yang ada, pemerintah dirasa sulit mendorong ekonomi tumbuh di kisaran 5%. Padahal tahun ini targetnya 5,3%. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menjelaskan, tanpa adanya wabah virus corona (Covid-19) saja, kemungkinan besar pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan lebih rendah dibandingkan 2019.

“Nah setelah corona (muncul) kemungkinannya (pertumbuhan ekonomi) lebih rendah lagi dari 4,9%. Jadi maksimal 4,9% gitu. Nah seberapa lebih rendahnya dibandingkan 4,9% itu tergantung dari seberapa lama dampak coronanya atau penanggulangan daripada wabah coronanya,” jelasnya.

Untuk pengaruh jangka pendek saja, dia memperkirakan efek corona akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya di kisaran 4,7% sampai 4,8%. Apalagi jika efeknya berlangsung lama, dampaknya akan lebih signifikan.

Dengan meningkatnya angka pengangguran di Indonesia, nilai pendapatan masyarakatpun ikut menurun, artinya jika pendapatan menurut maka daya beli masyarakat juga mulai menurun.

Hal ini menjadi masalah terlambatnya perkembangan ekonomi di Indonesia, bagaimana tidak angka penganggur lebih tinggi dari lapangan pekerjaan yang tersedia. Karena banyak UMKM memilih melakukan PHK massal di tengah pandemi saat ini untuk mengurangi kerugian yang akan berdampak besar.

https://gempardata.com/