JEMBER, (Gempardata.com) – Sempat Viral, meninggalnya Kepala Desa (Kades) Ambulu Mulyono warga Dusun Sumberan, Desa Ambulu, Kecamatan Ambulu, Jember. Saat Kades naik ke atas panggung dan bernyanyai degan biduan, mengundang perhatian Asosiasi Kepala Desa (AKD) Jember.
Menurut Sekretaris AKD Jember Sunardi Hadi, dinilai banyak informasi dan isu miring mengenai kejadian yang terjadi dalam video tersebut.
“Dari kejadian dalam video itu, kami menilai banyak informasi tidak benar. Bahkan untuk mencari informasi yang benar, kami sekalian takziah dan bertemu dengan istri beliau di Ambulu kemarin,” ujar Sunardi saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Kamis (25/5/2023).
Terkait kejadian almarhum Kades Ambulu itu, Sunardi menjelaskan, bermaksud untuk menghadiri undangan warga. Dalam rangka acara panggung gembira tasyakuran.
Dimana salah satu warga itu, yang menjadi salah satu peserta audisi musik dangdut di salah satu stasiun TV Nasional gagal di 10 besar.
“Acara itu dilaksanakan di Perumahan BAP Dusun Krajan, Desa Ambulu. Beliau (almarhum Kades Ambulu) datang bersama dengan istrinya Suwarni (46) sekitar pukul 20.30 WIB,” ujar Sunardi.
Menurut pria yang juga Kades Sidomukti, Kecamatan Mayang ini menjelaskan, dari kegiatan yang dihadiri itu, almarhum Kades Ambulu sebelumnya memberikan pidato sambutan dan turun dari atas panggung.
“Bahkan setelah turun itu, sempat bilang juga sama istrinya mengeluh sakit di dada. Menurut informasi istrinya, almarhum juga punya riwayat sakit hipertensi tinggi dan tiga tahun yang lalu sempat mengalami gejala stroke ringan,” lanjutnya menjelaskan.
Namun sebagai bentuk apresiasi warga, kata Sunardi lagi, Kades Ambulu itu diminta warga bahkan disusul oleh MC (pembawa acara) untuk kembali naik ke atas panggung.
“Diminta untuk nyanyi bersama seorang biduan, seorang peserta audisi nyanyi di salah satu stasiun TV itu. Ya yang ada di dalam video memakai gaun warna merah itu,” ucapnya.
“Tapi saat masih mencocokan nada seperti yang tampak di video itu. Belum bernyanyi. Beliau (Kades Ambulu) itu tiba-tiba ambruk dan dibantu warga juga didampingi istrinya, dibawa ke Klinik terdekat. Jadi bukan meninggal di atas panggung, ataupun nyawer biduan,” sambungnya menjelaskan.
Karena kondisi semakin kritis, lebih lanjut Sunardi menjelaskan, Kades Ambulu itu sekitar pukul 22.00 WIB, dirujuk ke RSU Kaliwates.
“Di sana menjalani perawatan dan observasi di ruang IGD rumah sakit. Tapi kemudian sekitar pukul 12.45 WIB kondisi semakin kritis, Senin (22/5) kemarin dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit,” katanya.
Dari diagnosa dokter, Sunardi menambahkan, Kades Ambulu itu diduga kuat mendapat serangan stroke karena kecapekan.
“Beliau dikenal baik oleh warga, dan karena itu makanya sampai terpilih jadi Kades dua periode. Sebelumnya juga diceritakan, sebelum kejadian itu. Beliau banyak kegiatan,” jelasnya.
“Hari Sabtu (20/5) ikut kegiatan jalan sehat di salah satu lembaga pendidikan di Ambulu. Kemudian Minggu (21/5) pagi mengikuti acara muscab Muhammadiyah kec Ambulu, bahkan sebelum acara panggung dangdut itu menghadiri Koleman (pernikahan) di rumah salah satu warga,” imbuhnya.
Dari kegiatan yang cukup padat itu, menurut Sunardi, menjadi penyebab kelelahan dam capek yang dialami Kades Ambulu itu.
“Beliau di Organisasi (AKD) aktif, bahkan sebelumnya juga ikut Takziah di salah satau rekan kami yang meninggal di salah satu desa di Jember juga. Artinya beliau dikenal baik, dan berharap agar jangan ada isu miring yang tidak benar,” tandasnya. (Rid)