SUMENEP, Gempardata.com — Hidup di usia senja dengan tubuh yang telah ringkih termakan usia, tentu bukanlah perkara yang udah untuk dilalui. Selain kemampuan secara fisik yang telah menurun seiring bertambahnya umur, kondisi kesehatan pun harus dijaga agar tidak mudah terkena penyakit mematikan. Disini, peran keluarga sangat besar untuk membantu mewujudkan semua hal tersebut.
Sayangnya, hal semcama itu nampaknya tak bisa dinikmati dengan bebas oleh sosok nenek renta yang satu ini. Di penghujung usianya yang semakin redup, ia harus berjuang sendirian terombang-ambing kerasnya kehidupan. Yang miris, dirinya yang didera kemiskinan dan hidup sebatang kara, terpaksa untuk makan sehari hari saja harus memotong rumput, jika ada warga yang memperkerjakannya.
Hidup sebatang kara di gubuk yang terbuat dari bambu, di waktu malam untuk menerangi rumah gubuknya yang terbuat dari bambu masih dengan lampu teplok (bukan lampu listrik).
Sungguh miris perjuangan hidup nenek yang bernama Timah (84) tersebut, ia merupakan warga yang berasal dari Dusun Karang Tengah, Desa Karang Tengah Rt 04 /Rw / 02, Kecamatan Gayam, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Kemiskinan yang melilitnya di daerah asalnya, membuat nenek Timah memilih bekerja memotong rumput, buat kebutuhan sehari – harinya.
Berteduh di gubuk reyot dan menanggung derita. Hidup sendiri tanpa ditemani oleh sanak saudara, membuat sosok nenek Timah harus menanggung beban hidup dengan hati yang tegar.
Tubuhnya yang telah renta dimakan usia, harus pasrah terbaring dan meringkuk di dalam gubuk deritanya telah reyot dan lampu taplok. Belum lagi penyakit yang datang silih berganti menggerogoti tubuhnya, membuat penderitaan dalam kehidupan seolah tak bertepi.
Ini sebuah pertayaan pemuda bernama Eko, ” kemanakah selama ini pemerintah setempat, terutamanya tingkat Desa. Pada waktu mengunjungi nenek Timah (8) Dusun Karang Tengah, Desa karang tengah Kecamatan Gayam, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. (ardy/why)