SUMENEP, Gempardata.com – Harga tembakau tahun 2021 ini sangat jauh dari harapan para petani yang selama ini berharap akan bisa menikmati hasil dari jerih payah mereka.
Melihat hal ini, aktivis MPR Madura Raya bergerak melakukan aksi demo ke kantor bupati Sumenep, para altivis datang mwnuntut keadilan dan menagih janji Bupati Sumenep dan Wakilnya yang akan menswjahterakan rakyatnya.
“Kta memaklumi, bahwa petani tembakau kita sedang berjibaku melawan lelah dan letih, demi menghasilkan pundi-pundi rupiah dari daun temabakau. Seakan tak kenal panas dan dingin, siang dan malam mereka berjuang merawat tembakaunya. Karena tembakaulah harapan mereka satu-satunya untuk bisa menyambung hidupnya. Mereka berharap tembakaunya dibeli dengan harga yang layak dan mahal” kata korlap aksi, Andi Firdaus, Rabu (18/8/2021).
Namun apa yang terjadi kata Andi, harga tembakau mahal laksana mimpi di siang bolong. Jauh panggang dari harapan. Harapan hanya tinggal harapan. Harga tembakau di Sumenep setiap tahun dihargai rendah bak sampah. Tembakau petani hanya dihargai Rp 17.000 ribu hingga Rp. 30.000 ribu rupiah. Sungguh malang nasib petani tembakau kita.
“Petani tembakau di Sumenep sedang menjerit dan menangis, berharap ada keajaiban, harga tembakau kita dibeli dengan harga yang mahal. Mereka hanya bisa menengadahkan tangannya ke langit. Memohon keajaiban-keajaiban Tuhan” ucapnya.
Andi menegaskan, para petani hanya menangis yang bisa dilakukan. Hanya bisa berharap kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Mereka sudah tak percaya lagi kepada pemerintah, bahwa ia akan membantu rakyatnya yang sedang menderita. Karena persoalan ini tidak hanya sekali ini, tetapi sudah menahun. Ironisnya, tak kunjung ada solusi dari pemerintah kita.
“Maka atas dasar penderitaan ‘Petani Tembakau’ kami atas nama Majelis Pemuda Revolusi (MPR) Madura Raya datang ke Bupati hari ini untuk menyampaikan amanah penderitaan petani tembakau,” ujar Andi.
“Kita akan sampaikan ke Bupati, bahwa rakyatnya sedang merana, menderita dan menjerit akibat tidak stabilnya harga tembakau yang menjadi satu-satunya harapan mereka melanjutkan hidupnya yang getir” lanjutnya.
Pihak MPR Madura Raya berjanji akan menyampaikan aspirasi petani tembakau kepada Bupati, karena menurutnya, Bupati hari ini sudah jarang tak blusukan untuk sekadar menyapa rakyatnya. Mungkin karena Pilkada masih lama. Dan apa mungkin semuanya disengaja.
“Patut kita ragukan dengan slogan ‘Bismilah Melayani’ yang menjadi ajimat Bupati saat kampanye Pilkada 2020 kemarin. Slogan itu hanyalah ‘Omong Kosong?” tegas Andi dengan nada bertanya.
Maka dalam Aksi Unjuk Rasa kali ini, MPR Madura Raya membawa tuntutan Penderitaan Rakyat kepada Bupati, 1. stabilkan harga tembakau!, 2. Segera Bahas BEP Tembakau!, 3. tindak tegas pabrikan-pabrikan nakal!, 4. revisi Perda Nomor 6 tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelian dan Pengusahaan Tembakau!
“Oleh karenanya, jika tuntutan kita tidak cepat didengakan, maka kami berjanji akan melakukan aksi Unjuk Rasa ke Bupati setiap sepekan sekali,” ancam Andi, Korlap Aksi.
(why/red)