Eksisnya Miss Quen, Perlunya Edukasi Negara

Oleh: Meitya Rahma, S. Pd
Gemerlapnya dunia mengalahkan nikmatnya surga yang tak bisa dilihat. Begins mungkin ungkapan yang bisa menggambarkan kebahagiaan para pemenang miss queen. Miss Queen Indonesia 2021 merupakan kontes kecantikan bagi para transgender yang siselenggarakan di Bali. Ajang kecantikan para transgender ini memang membuat para transgender semakin eksis di tanah air. Terkini.id 2 okt 21– Pada ajang kali ini Millen Cyrus terpilih menjadi Miss Queen Indonesia 2021. Millen Cyrus kemudian berhak ikut Miss Internasional Queen 2021 di Thailand. Millen Cyrus yang merupakan keponakan Ashanty ini senang dan terharu saat mahkota Miss Queen dipasang di kepalanya. Namun cibiran cibiran Dan komentar negatif pun datang atas keikutsertaannya. Ajang ini pun jadi pro kontra, “kenapa ya harus ada acara2 ginian,” tulis netizen evil akun gosip di Instagram @lamiscorner ,“Bingung ini prestasi apa aib,” tulis lainnya. (Terkini.id,2/10/21)
Transgender dengan nama asli Muhammad Millendaru Prakasa itu tampil glamour. Pada ajang tersebut, oleh MC, Millen ditanya “Bagaimana menghadapi diskriminasi yang masih sering terjadi kepada transpuan?” Transpuan yaitu seseorang yang terlahir dengan alat reproduksi jantan (penis) dan dilabeli oleh orang lain sebagai pria, tetapi ia mengidentifikasi diri sebagai perempuan. Millen pun menjawab dengan lantang, bahwa masih banyak sekali diskriminasi yang terjadi pada transpuan di Indonesia. Dan saya di sini membuktikan untuk meng-speak up stigma negatif untuk menjadikannya positif hal terbaik untuk Indonesia dan bagi transpuan di Indonesia.
Miss Queen adalah kontes kecantikan terbesar dan paling prestisius transpuan dari seluruh dunia. Acara ini diselenggarakan setiap tahun di Kota Pattaya Thailand sejak tahun 2004 dengan peserta berusia antara 18-36 tahun.Transgender perempuan (transpuan) ini kerap disapa sebagai waria. Selama ini, transpuan tidak pernah diakui oleh masyarakat, bahkan dianggap sebagai aib. Keberadaannyapun ditolak karena menyalahi norma agama dan norma sosial yang berlaku. Namun karena berlindung dibawah payung HAM, saat ini transpuan semakin eksis dan makin meminta pengakuan. Mereka gencar mengkampanyekan bahwa transpuan bukanlah aib, transpuan merupakan jalan bagi tiap manusia. Bahkan kampanye tersebut mengajak masyarakat luas untuk menerima, menghargai bahkan mengikutinya. Para transpuan berharap bahwa masyarakat Indonesia bisa lebih menghargai perbedaan khususnya bagi transpuan.
Rupanya gaya hidup yang serba permisif dan liberal di masyarakat telah berpengaruh terhadap penilaian ajang miss Queen ini. Terbukti dengan adanya komentar dan dukungan dari netizen terhadap kontes tersebut. Mereka malah memuji dan memberikan apresiasi terhadap ajang miss Queen yang berkelas ini. Bahkan ada yang menggantungkan harapan tinggi kepada pemenangnya. Hidup di negara sekuler seperti saat ini memanglah bertentangan dengan perasaan keimanan kita. Hal ini dikarenakan agama disingkirkan darikehidupan. Artinya, agama tidak boleh mengatur kehidupan publik. Maka acara semacam miss Queen ini pun mendapat ijin diselenggarakan di Indonesia. Generasi kaumm nabi Luth ” Kaum sodom” makin eksis di tanah air. Mereka tidak belajar dari sejarah kaum Sodom yang Allah berikan murka Dan azab pada mereka.
Mereka ditimpa azab dengan menjungkir balikkan kota itu, sehingga mengubur para pelaku maksiat hidup-hidup. Jika pengakuan, pemakluman terhadap transgender ini tetap ada maka bersiaplah dengan murka Allah. Sebenarnya jika mereka sedikit saja berfikir akan resiko orang yang menjadi transgender, maka mereka akan memikirkan kembali pilihannya tersebut. Seorang transgender berisiko terkena penyakit menular seksual, seperti HIV, sifilis, dan gonore. Kaum gay dan transgender merupakan salah satu kelompok yang memiliki resiko tinggi terhadap infeksi HIV/AIDS. Penyakit yang merupakan aib dan mematikan. Ini baru azab kecil Allah yang ditimpakan Allah pada mereka. Karena polah tingkah mereka yang menyalihi qodho ( ketetapan Allah). Berawal dari sebuah sistim yang menyuburkan eksistensi mereka di dunia. Atas nama HAM mereka diberikan keluasaan berekspresi. Alhasil waria atau sebutan apapun yang disematkan pada para transpuan ini membuat mereka sudah tidak tabu lagi di masayarakat umum. Bahkan acara – acara TV pun tak lepas dari hiburan dengan gaya waria sebagai pemikat acara.
Semua hal di atas tidak akan pernah terjadi bila Syriat Islam diterapkan sebagai aturan hidup. Karena aturan ini menjaga manusia tetap berada dalam kebaikan dan terjaga fitrahnya. Menjaga fitrah manusia bahwa mereka sadar diciptakan oleh Allah Swt terdiri dari dua jenis, laki-laki dan perempuan. Allah menciptakan 2 jenis ini dengan potensi masing-masing. Ini adalah qada (ketentuan Allah) yang harus diterima manusia. Manusia tidak bisa memilih akan menjadi laki-laki atau perempuan, karena itu adalah hak prerogatif Allah. Islam melarang wanita menyerupai laki-laki ataupun sebaliknya. Jika menyerupai saja tidak boleh, maka mengubah dirinya agar menjadi lawan jenispun jelas tidak diperbolehkan. Maka jika ada seorang Muslim yang menjadi transpuan atau transmen atau sekedar pendukung dan mengakui eksistensi mereka maka dipertanyakan keimananya. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi hamba yang beriman untuk mengakui keberadaan transgender. Negara memiliki kewajiban menutup celah bagi masuknya pemahaman yang salah. Negara harus terus-menerus mengedukasi masyarakat tentang keharaman transgender dan memberi sanksi tegas kepada siapa saja yang melanggarnya. Beginilah harusnya sikap penguasa, karena penguasa nantinya akan dimintai pertanggungjawaban kepimimpinannya di akhirat kelak.

https://gempardata.com/