Mengenal Lebih Dekat Atikatul Himmah, Sosok Politikus Millenial penuh Inspiratif

SUMENEP, Gempardata.com — Dunia politik Indonesia belakangan ini penuh dengan warna-warni, khususnya kehadiran sosok politikus muda asal Sumenep, Jawa Timur yang saat ini ikut meramaikan panggung perpolitikan dikasta DPRD Kabupaten setempat.

Atika sapa akrabnya, saat ditemui di kediamannya, bercerita dimana dia memulai mengenyam pendidikan, dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bilapora timur I Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep tahun 1996. Kemudian melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah (MTS) Miftahul Ulum Lenteng pada tahun 1999.

https://gempardata.com/
Sosok Atikatul Himmah yang ramah dan mudah bergaul dengan sesama tanpa memandang usia

Pendidikan selanjutnya, Sekolah Menemgah Kejuruan Negeri (SMKN I) Jember pada tahun 2002. Sambung kemudian, dirinya pun melanjutkan perjalanannya dalam dunia pendidikan hingga ke Universitas Muhammadiyah Jember sampai meperoleh gelar Sarjana Starata I (S1) pada tahun 2006. Dengan rasa semangat dan sudah menjadi pilihan di dunia pendidikan dan menjalaninya sampai pada Sarjana Starata 2 (S2) di Universitas Islam Malang (Unisma) pada tahun 2014.

“Setelah saya selesai S2, akhirnya saya memutuskan kembali ke daerah sendiri, sekaligus mengabdikan diri menjadi Dosen di salah satu perguruan tinggi yaitu INSTIKA Guluk – Guluk yang berada di Kecamatan Guluk -Guluk, Kabupaten Sumenep” ucapnya, saat di wawancarai media ini di kediamannya, Selasa (19/2/2019).

Seiring perjalanan pendidikannya, Atikatul Himmah, sosok muda (35) wanita penuh inspiratif ini, pada tahun 2019 ini juga berhasil dan mendapat program Short Course Methodology (SCMRI) di Leiden University Netherland. Menjadi salah satu representasi tokoh muda di Kabupaten Sumenep yang sukses dan berhasil menjadi sosok pemimpin yang memiliki semangat tinggi untuk membangun daerahnya, bahkan wanita kelahiran Sumenep 10 April 1983 ini mulai terjun ke dunia politik.

“Sebenarnya saya tidak pernah bermimpi bisa mencapai titik ini (pendidikan S3, red). Begitu pula secara aktual saya tidak ada rencana mau terjun ke dunia politik, cuma karena dalam kapasitas profesional saya saat itu terdekati oleh beberapa tokoh masyarakat di Sumenep. Maka beliu – beliu (para tokoh, red) meminta saya agar berkenan dan terjun ke dunia politik” paparnya.

Lebih lanjut, ia menceritakan, dimana saat itu Kabupaten Sumenep kerap di sebut sebagai daerah pensiunan, sehingga membutuhkan tokoh muda untuk membangunnya. Dia pun mengaku tidak langsung menerima ajakan dari tokoh masyarakat di daerahnya untuk maju sebagai calon legislatif (Caleg) saat ini.

“Selain itu peran sentral kaum muda di pusaran politik pilpres dan pilleg 2019, tidak membuat jalan politisi muda menjadi lebih mudah, justru para politisi muda menempuh jalan terjal di jagat politik Indonesia khususnya di daerah saat ini. Ada beberapa tantangan besar yang mesti dihadapi” urai sosok inspirasi kaum millenial ini.

Pertama, masih ada persepsi negatif publik terhadap kapabilitas politisi muda. Politisi muda di anggap kurang berpengalaman dan masih terlalu dini untuk tampil di depan, masih perlu jam terbang lebih untuk bisa memimpin bahkan lebel politisi karbitan seringkali di letakkan pada politisi muda.

Dikatannya, dengan adanya media maenstrem dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) ini juga membantu pemerintahan dalam upaya mendorong wanita untuk mau terjun ke politik (affirmative action). Karena kenyataanya jumlah wanita dalam parlemen itu masih belum mencapai 30% maka dari itu dirinya mengajak khususnya para wanita untuk siap bertempur bersama di parlemen.

Nah, bagi para wanita khususnya yang masih ragu dan mikir kalau politik itu kotor, kalian harus tau ini.

Well, Atika bilang. Politik di anggap kotor itu karena orang – orang di dalamnya. Politik itu cuma alat yang memang bisa di selewengkan, tapi di sisi lain politik juga bisa untuk mensejahterakan rakyat, itulah kenapa dirinya pengen terjun kedunia politik.

“Politisi – politisi yang kotor itu di ganti sama pemuda – pemudi yang idealis dan yang punya semangat perubahan tentunya” tandasnya.

Beberapa kaum millenial dan tokoh pun memberikan penilaian terhadap diri seorang Atika, ada yang mengatakan begini; siapa sih sebanarnya Atika ini, selain wanita yang kritis, cerdas dan berani, wanita kelahiran 10 April 1983 ini juga orangnya welcome banget terhadap kritikan, (As we know) semenjak dia muncul di media, banyak banget komentar – komentar miring tentang dia, tapi dia tidak terlalu ambil pusing dengan komentar orang. Dan justru menganggap haters sebagai orang orang yang mencintai dia dengan cara yang berbeda, dan dia berfikir harus stick to the principal dengan mengingat tujuan awal dalam berpolitik.

“Atika benar – benar orang yang open minded banget, dia bahkan mencontohkan pada sosok Bung Karno dan Bung Hatta yang dulu pun sering saling menkritik” singkat seorang millenial yang namanya enggan di publish. (ard/why)

https://gempardata.com/