Doa Rakyat Untuk Keberkahan Negeri

Sumenep, Gempardata.com (6/8/2021)— Masa pandemi yang belum usai memberikan imbas kepada semua lini kehidupan. Ekonomi, pendidikan, pariwisata, dll. Kondisi semakin parah karena tidak taatnya masyarakat terhadap prokes dan abainya penguasa terhadap wabah ini. Sudah tahu bahwa wabah ini bisa menyebar luas tetap saja ekonomi menjadi fokus utama, bukan kesehatan dan penanganan pandemi.

Sejak awal pemerintah selalu memberikan stimulus ekonomi pada rakyat, dengan berbagai macam bansos, membuka pintu bagi tenaga kerja asing, dll. Bahkan sejak awal kemunculan virus di Indonesia pemerintah terkesan menyepelekan. Menganggap virus ini tidak membahayakan, dan tetap menggelar karpet merah bagi tenaga kerja asing dari Cina.

https://gempardata.com/

Lalu kini kondisinya makin parah. Hampir seluruh wilayah menjadi red zone. PPKM darurat kemudian diberlakukan. Suasana semakin mencekam dari media cetak dan elektronik yang memberitakan wabah yang semakin menggila ini. Yang bisa dilakukan masyarakat adalah tetap melakukan ikhtiar untuk selamat dari wabah ini. Selain taat prokes bentuk ikhtiar yang dilakukan adalah dengan doa. Seperti yang diprogramkan oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar.

Kemendes PDTT mengirimkan surat resmi kepada kepala desa, untuk menggelar doa bersama bagi warga desa. Dalam surat resmi tersebut, Halim mengimbau agar seluruh pihak melakukan doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Adapun doa ini dilakukan guna menyikapi kondisi melonjaknya angka COVID-19 di Indonesia (detik.com3/7/2021). Halim pun mengimbau agar seluruh pihak berdoa agar kuat dan tabah menghadapi pandemi.

Selain itu, mereka juga diimbau untuk mendoakan pemimpin dan masyarakat Indonesia dapat saling membantu dan menguatkan, serta bergotong royong dalam menangani pandemi covid-19. Halim juga meminta seluruh masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan. Ia pun mengajak warga desa untuk berdoa agar pandemi covid-19 berlalu dan ekonomi Indonesia bisa bangkit kembali. Selain doa bersama untuk hentikan wabah, yang perlu digarisbawahi adalah masyarakat diminta mendoakan para pemimpin dan mematuhi segala kebijakan yang diterapkan.

Berdoa adalah suatu kebaikan. Mendoakan negeri ini agar bebas dari pandemi tentu menjadi doa semua rakyat Indonesia. Rakyat menginginkan kondisi negeri ini menjadi lebih baik. Pandemi berakhir, ekonomi, pendidikan, pariwisata, semua lini tidak stagnan. Mendoakan para pemimpin juga termasuk himbauan dalam pelaksanaan doa bersama. Pemimpin amanah adalah harapan semua rakyat. Sebagai rakyat, saat ini yang dibutuhkan adalah pemimpin yang mau mengerti rakyat, mau mengurusi secara totalitas, bukan setengah setengah-setengah. Pemimpin yang diibaratkan seperti junnah, yang bisa melindungi rakyatnya. Bukan malah melindungi para kapital yang ingin menguasi negeri ini. Efek pandemi yang tak berkesudahan ini akan membawa rakyat pada krisis kepemimpinan. Buruknya riayah (pengurusan) penguasa terhadap rakyat terlihat dalam penanganan pandemi ini. Rakyat diminta mentaati aturan penguasa. Namun aturan tersebut tidak berpihak pada rakyat. Contohnya saja UU omnibus law, UU Minerba (mineral batubara), dll menjadi bukti ketidak berpihakan aturan terhadap rakyat.

Pandemi ini akan membuka mata rakyat, bagaimana buruknya penanganan wabah dari awal kemunculannya sampai hari ini ketika kasus covid-19 sudah mencapai puncaknya. Mari berdoa untuk negeri ini, untuk kaum Muslim di seluruh dunia, agar pandemi ini berakhir.

Berdoa agar diberikan pemimpin yang bisa meriayah rakyat dengan sepenuh hati, dan ikhlas. Yang mengemban amanah, yang tahu bahwa jabatannya kelak akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Sehingga pemimpin akan melaksanakan tanggungjawabnya secara totalitas. Inilah harapan dan doa dari rakyat negeri ini. Mengharapkan pemimpin amanah sehingga negeri ini pun berkah, dan memerintah dengan amanah, yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-sunah.

Penulis : (Meitya Rahma)
Editor : (Fay)

https://gempardata.com/