SUMENEP, Gempardata.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Sumenep menggelar diklat Peningkatan Kesatuan dan Persatuan Bangsa, bertempat di Hotel Utami Sumenep, Jawa Timur, Senin (11/11/2019).
Acara yang dimulai pada pukul 09.00 Wib mengusung tema “Bela Negara Era Millenial Dengan Menguatkan Profesionalisme SDM Generasi Muda Tahun 2019” tersebut digelar selama tiga hari mulai 11 hingga 13 November 2019 menghadirkan narasumber dari Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur, Polres Sumenep dan Kodim 0827/Sumenep.
Kegiatan dibuka secara langsung oleh Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si., itu dihadiri Ketua DPRD Kabupaten Sumenep, Abdul Hamid Ali Munir, Kepala Bakesbangpol Sumenep, Dr. Zaini, M.Si Kapolres Semenep, Kodim 0827/Sumenep, segenap jajaran Kepala OPD dan Forkopimda Kabupaten Sumenep serta seruluh peserta yang teridiri dari mahasiswa se-Kabupaten Sumenep.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Sumenep, Ahmad Zaini menyampaikan kegiatan ini dalam rangka meningkatan kesatuan dan persatuan bangsa kepada para generasi muda di Kabupaten Sumenep, sehingga sangat penting dalam bela negara harus terus disosialisasikannya, agar mereka terus mencintai tanah airnya, mencintai sejarahnya dan terpenting bisa berkontribusi terhadap kemajuan negeri ini.
“Saya berharap diklat ini mampu mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta melestarikan budaya Indonesia utamanya bagi kaum muda sebagai penerus bangsa.” harapnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep, Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si mengatakan bahwa, generasi muda merupakan simbol dari kekuatan. Sebab, saat ini jumlah kaum muda mencapai 52% (persen) dari total penduduk Indonesia, bahkan pada tahun 2035, usia produktif lebih banyak dari usia non produktif.
“Ini bagian penting dalam perjalanan bangsa dan negara, ketika usia produktif dikelola dengan baik adalah aset terbesar untuk kemajuan bangsa dan negara, namun manakala tidak kreatif dan inovatif anak mudanya menjadi beban tersendiri,” kata Busyro dalam sambutannya.
Menurut Busyro Karim, generasi muda juga harus dibekali diri dengan nilai keagamaan dan kearifan lokal, untuk memastikan setiap perilaku dan sikap generasi muda senantiasa sesuai dengan nilai-nilai agama, tradisi dan kearifan lokal.
“Generasi muda harus mempunyai nilai-nilai agama dan kearifan lokal sebagai perekat bangsa dan negara, termasuk memahami sejarah bangsa Indonesia, agar mengetahui nilai-nilai luhur sejarah bangsa ini.” jelasnya.
Dan tidak kalah penting, lanjut Busyro, bagi generasi muda adalah menguatkan nasionalisme sebagai pondasi utama, sehingga NKRI merupakan harga mati yang tidak boleh diotak-atik, bahkan terus dikuatkan dalam perspektif generasi muda.
“Usia muda masih dalam fase mencari jati diri sehingga tidak mudah terpengaruhi oleh ideologi-ideologi baru, mengingat tantangan trans ideologi lebih banyak dan variatif.” tukasnya. (sheno/why)