Miris.! di Sampang Ternyata Masih Banyak Keluarga Miskin Luput dari Perhatian Pemerintah

SAMPANG, Gempardata.com — Begitu banyak program yang telah dibuat pemerintah untuk mengentaskan angka kemiskinan di Negeri ini, namun upaya tersebut belum sepenuhnya maksimal karena masih ada orang yang kurang mampu luput dari pantauan pemerintah seperti Ni’a (57) warga Dusun Grunggungan, Desa Karang Penang Onjur, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang, Jawa Timur.

Biro Sampang Abd.Rahman saat mendatangi keluarga Bu Ni’a di gubuknya

Hasil pantauan Gempardata.com, Ni’a seorang janda tua ini tinggal berdesak-desakan bersama enam anggota keluarganya di gubuk lusuh berukuran kurang lebih 3X4 m, udara pengap sangat terasa dalam ruangan sempit tersebut, di rumah yang jauh dari kata layak huni ini, keluarga Ni’a bertahan hidup.

https://gempardata.com/

Akibat cacat pada kedua tangannya Ni’a tidak bisa bekerja mencari nafkah, untuk memenuhi sandang pangan sehari-hari, janda enam anak ini sangat bergantung pada uluran tangan tetangga serta bantuan pemerintah.

“Saya tidak bisa bekerja pak.? kedua tangn saya cacat, kami memang dapat bantuan dari pemerintah melalui program program keluarga harapan (PKH) tapi itu tidak cukup, kadang ada tetangga yang simpati pada kami mereka ngasih beras, lauk, terkadang juga uang, dari bantuan mereka ini keluarga saya bertahan hidup” tutur Ni’a sambil menunjukkan kedua tangannya dengan memelas, Rabu (3/4/2019).

Kemudian Siri salah satu anak dari Ni’a juga menimpali, bahwa yang sangat memprihatinkan ketika waktu malam tiba, dirinya harus tidur berdesakan dan berhimpitan dengan saudaranya yang lain dalam satu kamar yang sempit, ditambah pada musim hujan banyak atap yang bocor.

“Kami tidur berhimpitan satu sama lain, rasa sesak membuat kami tidak pernah lelap, ditambah kalau musim hujan seperti saat ini banyak air hujan yang menetes akibat atap yang bocor”, keluhnya.

Sementara itu pamong setempat Moh. Sudi saat dihubungi melalui via telepon selulernya mengatakan rumah Ni’a ini, sekitar tiga tahun yang lalu sudah dapat bantuan perbaikan dari BABINSA namun karena keterbatasan bahan, ukuran bangunannya tetap tidak sesuai bila dibanding dengan banyaknya anggota keluarganya.

“Sekitar tiga tahun lalu rumah bu Ni’a dapat bantuan dari BABINSA sedangkan kalau dari Rumah Tidak Layak Hubi (RTLH, red) belum mas” jawabnya via seluler. (Rhmn/hms/sgk/red)

https://gempardata.com/