CERPEN: Kehormatan Yang Ternilai

OLEH: HERDAYANTI

Sebagai seorang wanita yang sangat mengerti pentingnya Agama untuk kehidupannya kelak, semua wanita tidak akan pernah bisa membuang kehormatan yang dimilikya dengan sia-sia. Namun tidak akan ada yang bisa menjamin jika dikedua sisinya tak ada yang melindungi, sebagai sosok perempuan yang lemah, Nada perlu pengawasan yang kuat entahkah dari seluruh keluarga maupun teman sebayanya.

https://gempardata.com/

Di berbagai bahan perbincangan kata “perempuan“ selalu hadir seakan di dunia ini semuanya perempuan, Nada pun mulai bimbang. Kesana-kemari“ di setiap perjalananku selalu kata perempuan yang terungkit, entah apa? “, Nada bingung dengan semua ini. Mencari celah dengan menundukkan kepalanya. Nada sama sekali tidak berfikir bahwa dialah yang menjadi bahan perbincangan para teman sebaya maupun orang yang ada didalam lingkungannya.

Nada pun baru tersadar bahwa cerita tersebut sengaja disuguhkan ke dia, Ketika salah satu dari orang yang berada diperkumpulan tersebut sedikit melirik kepadanya karena pakaiannya yang terlalu syar’i sehingga mengundang keadaan tersebut.

Nada pun melanjutkan perjalannya yang menuju ke arah rumahnya selepas pulang dari kampusnya, terkadang Nada merasa sedih dan berfikir panjang apa yang salah dengan dirinya, “bukankah menutup aurat adalah hal yang sangat luar biasa, secara seorang “Perempuan“ memang diwajibkan untuk menutup auratnya, lalu apa yang salah pada diriku“ lirih Nada didepan pintu rumahnya.

Nada mempunyai teman yang sangat jauh berbeda dengannya, Nada mampu dan mengerti tentang pentingnya sebuah kehormatan namun temannya tak pernah mau menerima pendapat dari Nada, sampai pada akhirnya Nada mendengar sesuatu hal yang tidak pantas untuk didengarnya.

Santi namanya, teman akrab Nada tersebut tertimpa musibah akibat pakaiannya dan kehormatan yang tak pernah diperdulikannya, nasehat demi nasihat seakan basi untuknya tak ada satupun yang diambil sehingga dia mulai merasakan betapa indahnya dan ternilainya sebuah kehormatan yang utuh.

“Kau benar sahabatku, kehormatan sangat ternilai harganya“ lirih santi meneteskan air mata.

Cacian dan makian serta tatapan mata yang begitu mendidihkan jantungnya telah ada dimana-mana, dia tak pernah menyangka akibat nya akan sefatal ini. Cacian dan makian itupun menjadi perahara baginya, dengan adanya peristiwa tersebut Santi merasakan dunia seakan mati tidak ada seorang pun yang hidup selain dia dengan rasa malu yang dimilikinya. Sebagai seorang sahabat Nada tetap meyakinkan dan terus ingin mengubah sahabatnya itu meskipun sudah teranjur.

Tidak lama kemudian Nada pun kembali kerumahnya selepas menjenguk sahabatnya yang sedang tertimpa musibah, di pertengahan jalan Nada dihampiri dua sepasang suami istri dan menghadang perjalanannya, sontak Nada pun kaget dan menghentikan langkahnya.

Ternyata sepasang suami istri ini adalah kedua orang tua dari sahabatnya yang dimana keduanya sangat membenci Nada.
“maafkan kami, sekarang kami mulai sadar bahwa apa yang telah kami tanam kami juga yang menikmatinya“ lirih sepasang kekasih tersebut kepada Nada.

“Nada juga tak menduga bahwa akan terjadi seperti ini kepada saudaraku. Betapa pentingnya sebuah “kehormatan“ yang seharusnya dijaga justru terbuang sia-sia“ celutuknya mengusap air mata yang ada di pipi kedua orang tua Santi.

Sekarang Nada sadar bahwa ini adalah sebagai bentuk gambaran baginya untuk terus menjaga kehormatan yang ada pada dirinya dan keluarganya. Nada memang memiliki keahlian Agama yang mumpuni namun dia terus berusaha menutup Auratnya guna untuk tidak mengundang Nafsu para Ikhwan yang ditemuinya karena Nada tidak menginginkan hal yang sama seperti Santi menimpa dirinya. [*]

https://gempardata.com/

Berita Terbaru