Sumenep-GemparData.Com – Pemerintah Kabupaten Sumenep yang kerap kali menerima penghargaan dari bidang apa saja begitupun juga dengan Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo telah menerima penghargaan Satyalencana Wira Karya pada perayaan Hari Nusantara (Harnus) di Tidore, Maluku Utara, Rabu (13/12). Gelar tanda kehormatan tersebut diberikan Presiden Jokowi melalui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Penghargaan itu ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 20/TK/Tahun 2023 tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalencana Wira Karya. Terdapat 9 kepala daerah dan 1 kepala dinas yang mendapatkan penghargaan tersebut dikutip dari laman radarmadura.id
Dari sekian penghargaan yang didapat oleh kabupaten Sumenep, kini masyarakat sumenep mulai menanyakan , Apakah dampak positifnya bagi masyarakat Sumenep?
Salah satu warga desa Poreh kec. Lenteng, kab.sumenep, mengatakan, Buat Apa Penghargaan Kalau infrastrukturnya rusak? Keluhan itu dirasakan masyarakat desa Lenteng timur kec. Lenteng, ” Sudah 10 tahun lamanya akses jalan penghubung ke tiga desa tersebut yaitu, Desa. Poreh , Desa Cangkreng dan Desa Medelan, itu jalannya rusak parah dan sering terjadi jatuhnya pengendara motor roda dua. Itu bukan jalan desa tapi jalan kabupaten, ungkap Gufron pada media GemparData-Com.
” Saya sangat empati terhadap Bupati Sumenep hebat dan luar biasa, namun realitanya dilapangan ada sedikit ketimpangan terhadap kepemimpinannya. Juga dipertanyakan apa dan bagaimana definisi dari “Bismillah Melayani ” Apakah melayani ke atas atau melayani kebawah ? Apa hanya sekedar standing applause saja agar Sumenep dibilang Hebat? Boleh donk, saya sebagai masyarakat Sumenep menyampaikan dan sapaan seperti ini, katanya. Selasa,(16/01/2024), timpal Gufron.
” Tingkat perhatian dan penanganan dari pihak Pemerintah Sumenep sangatlah minim, semestinya seorang pemimpin itu turun langsung ke lapangan , bagaimana kondisi infrastruktur di tingkat kecamatan ,bukan senang senang menerima penghargaan, kami masyarakat juga ingin senang, jikalau kondisi jalanan masih dibiarkan begitu saja , pastinya akan terjadi kontradiktif atau perspektif negatif dikalangan masyarakat bawah terhadap pemerintah Sumenep. Dalam hal ini pemerintah Sumenep melalui OPD terkait bisa melakukan rancangan anggaran untuk melakukan perbaikan.”, Sapanya pada pewarta GemparData-Com.
Hal ini bisa jadi tidak adanya tegur sapa antara bupati dengan camat, hanya sebatas NATO ( No Action Talk Only )
” Jalan ini sebenarnya sudah tidak layak, dan sangat membahayakan bagi para pengguna jalan, apalagi sekarang musim penghujan banyak pengendara motor jatuh karena jalanan berlubang dengan genangan air yang menutupi lubang begitupun juga dengan Penerangan Jalan Umum (PJU) ,mulai dulu tidak ada sama sekali”, Ujarnya.
Gufron menambahkan, saat ini warga setempat melakukan open donasi untuk memperbaiki jalan yang rusak dengan estimasi dana 80 jutaan. Selama ini para pengguna jalan dan Warga setempat cukup sabar menerima ketidakadilan dari pemerintah, seakan ada pembiaran dari Pemerintah Sumenep atau Forpimcam Lenteng, (red)